Indonesia – Canada Youth Exchange Program 2014

icyep2

Bulan maret lalu saya sukses terpilih menjadi peserta Pertukaran Pemuda Indonesia – Kanada perwakilan Gorontalo untuk periode 2014. This is one of the moment in my life that I didn’t even see it coming. Another bless in my life.

Awal mula saya tau program PPAN (Pertukaran Pemuda Antar Negara) ini dari teman saya. Saya memang selalu diwanti-wanti sama dia tiap tahun, ngotot kalo saya harus ikut program ini. Saya sendiri sih memang dari dulu pengen bisa ikut kegiatan apalagi kegiatan pertukaran pemuda skala internasional begini, siapa sih yang nggak mau mewakili negaranya buat jadi delegasi pemuda indonesia di negara orang? Atau gamblangnya aja nih ya, siapa sih yang nggak mau ke luar negeri… Gratis ?  Hehe.

Proses seleksinya diselenggarakan oleh PCMI Gorontalo sebulan lalu di mess haji Tapa, Gorontalo selama 3 hari 2 malam. Awalnya saya hampir tidak bisa ikut seleksi ini karena waktu saya mendaftar ke Dinas Pemuda & Olahraga kecamatan, ternyata kuota untuk kecamatan tempat tinggal saya sudah full, terpaksa saya masuk di list peserta ‘cadangan’. Yasudahlah, saya relakan saja. Lagian salah sendiri terlambat mendaftarkan diri padahal pendaftaran sudah dibuka dari seminggu sebelumnya. Duh!

5 hari kemudian pas hari proses seleksi dimulai, waktu itu saya baru pulang dari ngampus sekitar jam 12 siang, naik motor panas-panasan, ditambah motor pake acara mogok ditengah jalan. Terpaksa saya harus jalan dibawah panas matahari sambil dorong motor ke engkong bensin terdekat, dan yang terdekat itu sekitar 80 meter! !  Tiba-tiba temen saya yang kebetulan panitia PCMI Gorontalo nelfon, katanya satu orang peserta dari kecamatan saya mengundurkan diri karena kurang sehat, jadilah saya diminta buat menggantikan beliau yang malang itu. Saya segera disuruh ke mess haji saat itu juga sama temen saya karena seleksinya udah mulai. Well… Thus conclude my story.

Bisa pergi ke luar negeri emang udah jadi keinginan saya sejak masih SMP. Ketika kita punya sebuah keinginan, maka pada detik itu pula kita mulai mikir bagaimana supaya keinginan itu bisa terwujud. Nah, mulai saat itu saya mulai giat mempersiapkan diri untuk suatu saat nanti bisa benar-benar pergi ke luar negeri. Persiapan saya apa aja? Kalo ingin ke luar negeri, otomatis salah satu hal yang harus kita permantap adalah bahasa! Yup, saya mulai giat belajar bahasa inggris sejak di bangku SMA, mulai dari ikut kursus sampai belajar otodidak. Selain mempermantap skill bahasa, hal lain yang saya rasa perlu dipersiapkan adalah pengetahuan dasar soal dunia luar alias negara yang menjadi prioritas saya untuk dikunjungi nanti, baik itu dalam segi budayanya, nilai-nilai yang dianut di negara tersebut, isu-isu yang ada di negara tersebut, dll. Yang jelas ketika berada di negara itu saya tidak mau sampe merasa kayak ada di planet lain! Yang terakhir yaah… belajar yang bener di sekolah, nak!

Sejak duduk di bangku kuliah, saya mulai gencar ngulik sana-sini buat cari info yang menawarkan kesempatan ke luar negeri. Entah itu beasiswa long-term, short-term, pertukaran pelajar, pertukaran pemuda, pertukaran bayi *EH…!* 3 kali ikut TOEFL prediction dengah hasil score yang “hoekk!” sampai terakhir ikut TOEFL iBT yang scorenya alhamdulilah, sesuatu!!! Pokoknya usaha apapun itu, saya bersedia lakukan demi mengejar kesempatan ke luar negeri. Saya juga sudah 3 kali berturut-turut ikut seminar-seminar beasiswa luar negeri semacam AMINEF, mengirim berkas dan sebagainya. Tapi namanya juga belum rejeki yaaah, di sabarin saja. Yang penting jangan menyerah, karena kalo sudah ada niat untuk menyerah maka semua pintu menuju keberhasilan akan tertutup buatmu. Adios amigo!

Oke, Jadi tahapan seleksi apa saja yang saya lewati dalam rangka pemilihan kandidat peserta ICYEP 2014 ini? Cekidot….

1. Tes Tulisan

Ini kesannya kaya ujian penerimaan CPNS kali ya! Tapi tenang hadirin sekalian, ini bukan tes tulisan yang disuruh menguraikan persamaan aljabar linear atau butir-butir Pancasila & UUD 1945. Di tes tulisan ini kita cuma disuruh menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan personal statement yang berhubungan dengan  program PPAN ini dan beberapa visi dan misi anda kedepannya nanti. Jadi, kalo kalian sudah tau betul tujuan kalian utuk ikut program PPAN ini, tes satu ini bisa kalian lewati dengan santai saja.

2. Tes Wawancara

Tes yang satu ini memang lumayan bikin deg-degan. Soalnya kita diwawancara langsung sama panitia PCMI. So, sesi wawancara ini dibagi menjadi beberapa post. Diantaranya post Community Development, post Kebaharian, post Kesenian, post Ilmu Pengetahuan, dan post ini-itu (maapkan daya ingat ini).

3. Forum Group Discussion

Yang sering ikut kegiatan debat pasti akan familiar dengan tes yang satu ini. Jadi, FGD itu semacam debat. Apa saja yang dilakukan dalam sesi group discussion ini ? Ya berdiskusi lah… Masa curhat? Topik diskusinya tidak beda jauh dari motion-motion yang biasa dipake dalam kompetisi debat nasional.

4. Outdoor Activity

Inilah  kegitan untuk hepi-hepi setelah mengerahkan nalar dan dan saling berkuras otak di forum Group discussion plus menghadapi ‘kursi panas’ di tes wawancara sebelumnya. Di kegiatan ini kita bisa refresh sejenak untuk menenangkan saraf-saraf otak yang dari awal memang sudah ‘sarap’. Dimulai dengan kegiatan membuat karya dari barang-barang bekas yang dibentuk dalam beberapa kelompok, kemudian dilanjutkan dengan games-games menarik yang membutuhkan teamwork skills. Yang dinilai dari kegiatan ini adalah kemampuan kita dalam bekerja sama dalam sebuah tim, bagaimana mengatur tim kita agar bisa kompak. Kalau bisa kompak ya bisa berhasil, berhasilnya sama-sama. Kalau gak bisa kompak ya gagal, gagalnya sama-sama. Karena dalam sebuah tim tidak ada yang namanya menang sendiri dan gagal sendiri. Intinya begitu!

5. Community Development

Di kegiatan ini kita diminta untuk presentasi dalam bentuk tim. Masing-masing tim diberikan satu studi kasus atau isu untuk dicarikan solusi. Contohnya, waktu itu tim saya diminta mencarikan solusi untuk mengganti minyak tanah sebagai bahan bakar kompor untuk kebutuhan rumah tangga keluarga level ekonomi lemah. Karena minyak tanah saat ini dianggap tergolong mahal untuk keluarga kelas bawah, maka dari itu tim saya harus bisa mencarikan alternatif pengganti minyak tanah yang tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak mereka tapi juga dapat diperoleh dengan harga relatif lebih murah dibanding minyak tanah. Dalam presentasi ini,  outcome yang dihasilkan oleh tiap tim dapat berupa produk atau gagasan, tergantung isu yang ada.

6. Pertunjukan Kesenian

Dari namanya sudah tak perlu saya jelaskan lagi ya. Yang jelas dalam sesi ini, kami para peserta diminta melakukan pertunjukan kesenian seperti vocal group, dan tarian (tarian tradisioanal ya! Bukan hip-hop atau breakdance apalagi goyang gregaji!) Saya termasuk salah satu peserta tari, tari Saman!!! Saya memang penggemar berat tari Saman. Sering liat pertunjukannya di channel-channel TV Internasional sekelas Arirang, National Geographic, NHK, sampai BBC! Rasanya bangga gitu Indonesia punya tarian yang bukan hanya dikenal masyarakat dunia tapi juga membuat mereka berdecak kagum sama budaya kita. Ini juga salah satu tarian yang masuk ke daftar UNESCO World Natural Heritage! Crazy! Sayangnya performance saya kurang ‘ngeh’ waktu pertunjukan. banyak gerakan yang salah, mental buyar, keringat dingin, nggak konsen gara-gara nervous harus tampil didepan banyak orang. Untung gak epilepsi ditempat…

Jadi, itulah ke-6 tahapan penyeleksian yang harus saya lewati selama 3 hari 2 malam. Melelahkan, but it’s all worth it!