Book Review: Outliers by Malcolm Gladwell

Saya sudah selesai membaca buku buku yang saya beli tiga hari yang lalu.

Outliers, Blink, dan Brillian Thiker.

Outliers dan Blink ditulis oleh pengarang yang sama yakni Malcolm Gladwell.

Brillian Thinker ditulis oleh…uhm.. Lupa !XD

Yah begitulah, saya menghabiskan kira kira Rp.200 ribuan untuk beli buku buku itu. Yeah, but it’s worth it tho’

Sejauh ini saya sudah selesai membaca Brillian Thinker dan Outliers, jadi disini saya belum akan menuliskan review dari buku Blink. : ) But soon I will

Nah, buku yang pertama saya baca itu Briliant Thinker.

Ini sih sebenarnya Cuma kayak kebanyakan buku-buku “self development” lainnya, kayak Quantum Learning yang saya beli di Jakarta lalu.

Kira-kira isinya tentang cara-cara membangkitkan semangat belajar, teknik membaca cepat, teknik berpikir menggunakan kedua belah otak, teknik berpikir diveregen dan sebagainya.

Tapi nggak seluruhnya sama sih, ada beberapa bab bab menarik yang belum pernah saya baca sebelumnya. Bukunya berisi tentang teknik teknik berpikir diveregen, lateral, dan berpikir kreatif. Di dalamnya juga ada beberapa kuisioner yang bisa kita isi setelah kita selesai membaca satu bab. Kuisioner ini memberitahukan seberapa baik kemampuna kita (contohnya:) dalam berpikir kreatif.

Intinya yah, mengajaran kita untuk mengubah cara berpikir kita dari yang konvensonal dan vertical menjadi cara berpikir yang lebih kreatif.

Nah, kemudian ada Outliers, buku kedua yang saya baca.

Isi bukunya kurang lebih menceritakan tentang rahasia dan kisah orang-orang sukses yang berhasil melakukan perubahan pada peradaban dunia. Di buku itu disebutkan kalau ada faktor-faktor tertentu yang mendukung keberhasilan orang selain faktor kerja keras dan kedisiplinan. Faktor-faktor lain yang dimaksudkan adalah faktor Tahun kelahiran dan faktor Lingkungan. Kedua faktor itu (katanya) mempunyai peran penting dalam membangun kesuksesan seseorang.

Faktor pertama, tanggal lahir, disebut sebagai faktor ketidaksengajaan yang secara tidak sengaja membuka kesempatan untuk sukses bagi beberapa orang yang lahir pada tahun-tahun tertentu. Contohnya, Bill Gates dan Steve Jobs. Kedua orang ini masuk dalam jajaran daftar orang terkaya di Amerika dan juga orang tersukses. Mereka berdua lahir pada tahun 1955. Tahun sesudah perang dunia ke dua, di mana pada saat itu negara-negara adidaya berlomba-lomba dalam persaingan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Nah, si Bill Gates dan Steve Jobs ini bergabung di sebuah grup atau tim yang disebut “Perkumpulan Penggemar Komputer”. Si Bill Gates ini karena berhubung dia maniak computer, dan berhubung dia juga anak orang tajir (dimana segala kebutuhannya mungkin bisa difasilitasi oleh orang tuanya), jadi-lah dia bereksperiman dengan algoritma permograman yang akhirnya terbentuklah Microsoft. Si Steve Jobs, yang tinggalnya di dekat lembah silicon (Silicon Valley), sering mencoba bereksplorasi dan katanya diam diam sering bergabung dalam diskusi-diskusi yang dilakukan oleh para penambang di silicon valley. Akhirnya dia menemukan sebuah gagasan untuk mengembangkan beberapa piranti elektronik dengan model yang lebih praktis dan menarik menggunakan bahan silicon. Terciptalah sebuah Trademark Apple.

Kemudian faktor yang kedua yakni faktor lingkungan. Menurut buku Outliers, kesuksesan seseorang juga di tentukan oleh cara mereka bersikap, dan juga cara mereka mengendalikan diri mereka terhadap orang-orang disekelilingnya. Ciri ciri seorang anak yang berpotensi menjadi seorang yang sukses di masa depan dapat dilihat dari cara mereka menguasai diri mereka ketika berhadapan dengan orang orang di sekelilingnya. Anak-anak yang memliki sikap seperti ini biasanya dapat mengatasi situasi ketika dimana ia dihadpkan dengan orang orang yang memiliki “kuasa” atas dirinya, seperti Guru, atau Orang tua mereka.

Nah, sikap seperti ini, menurut Gladwell, tidak muncul dengan sendirinya dan bukanlah pembawaan dari lahir atau karena faktor keturunuan. Melainkan cara orang tua dalam mendidik anak mereka. Dan menurut Gladwell sikap orang tua sperti ini umumnya dimiliki para orang-orang KAYA. 

Anak yang berasal dari keluarga kaya biasanya selalu di ajar untuk membangun pribadi yang kuat dan diberi pengertian tentang persamaan hak. Orang tua kaya selalu berupaya mengajarkan anak-anak mereka untuk tidak terinitimidasi oleh orang orang yang memiliki kuasa seperti guru mereka, dokter yang memeriksa mereka, dan sebagainya. Mereka di ajarkan untuk dapat menguasai diri mereka sendiri dan mempertahannkan hak dan pendapat mereka, dan sikap seperti ini sudah diajarkan kepada anak-anak orang kaya sejak mereka kecil.

Sedangkan orang miskin dinilai tidak memiliki sikap seperti ini dikarenakan orang miskin sejak awal merasa tertindas oleh orang-orang yang memiliki kuasa. Sehingga, anak-anak dari keluarga miskin tidak mempunyai keberanian untuk mempertahankan hak-hak atas dirinya, anak yang berasal dari keluarga tidak kaya cenderung takut dan pasrah atas perlakuan orang-orang yang memiliki “kuasa”.

Menurut saya ini agak masuk akal, karena saya melihat pada umumnya anak-anak orang kaya memiliki sikap percaya diri dibandingkan dengan anak-anak seusianya yang tidak kaya. Mungkin ini karena prinsip untuk “menguasai diri sendiri” yang umumnya terdapat pada pribadi orang kaya.

Tapi dilain sisi, tidak semua orang “yang tidak kaya” memiliki sikap pesimis dan pasrah terhadap diri mereka.

Sebagai pembaca, saya ingin memberikan pendapat saya tentang buku Malcolm Gladwell ini.

Pertama, dalam kasus Tahun kelahiran yang katanya menjadi salah satu faktor yang membuka peluang kesuksesan bagi orang orang seperti Bill Gates dan Steve Jobs.

Pasca perang dunia 2 memang merupakan saat yang paling tepat untuk mengembangkan teknologi yang inovatif, seperti apa yang dilakukan pada Bill Gates dan Steve Jobs. Tetapi menurut saya, kesuksesan tidak mutlak dapat diraih seseorang hanya dalam saat-saat tertentu.

Bayangkan jika Bill Gates baru mendirikan Microsoft 5 tahun yang lalu dan produk Apple baru diperkenalkan ke publik 3 tahun yang lalu. Saya rasa mereka akan tetap berpeluang menjadi orang sukses, karena pada kenyataannya hingga saat ini Apple tetap menjadi produk yang paling unggul diantara seluruh perangkat elektronik lainnya dan Microsoft masih tetap mendominasi para pengguna PC di seluruh dunia. Bayangkan jika orang-orang dengan gagasan sefenomenal ini baru muncul 5 tahun yang lalu.

Sejak awal Microsoft memang sudah menjadi pelopor piranti lunak computer. Jadi, kalaupun Microsoft tidak pernah ditemukan sesudah tahun perang dunia ke 2, akan ada kemungkinan kalau teknologi computer tidak akan semaju pada saat ini. Atau sebaliknya, akan ditemukan teknologi computer yang jauh berbeda dari teknologi yang ada saat ini. Dan tentunya akan berbeda dari teknologi yang ada pada Microsoft maupun Apple.

Begitu pula dengan Apple. Bayangkan jika Apple saat ini belum didirikan, apakah akan muncul produk-produk imitasi iPad seperti (maaf) Samsung Galaxy Tab? Apakah orang-orang akan menggunakan Ipod atau masih menggunakan walkman yang setidaknya sudah lebih dikembangkan dengan teknologi yang lebih canggih?

Coba bayangkan kalau hal yang seperti ini terjadi, dan tiba-tiba ada orang orang seperti Bill Gates dengan Microsoftnya dan Steve Jobs dengan Apple nya datang? Penggebrakan terhadap dunia teknologi akan tetap terjadi, bagaimanapun situasi pada saat itu. Karena pada saat itu-lah kesempatan untuk melakukan pembaharuan dengan ide-ide baru. Seberapa yakinkah kita kalau akan ada orang selain Bill Gates atau Steve Jobs yang mampu menciptakan Piranti Lunak sehebat Microsoft atau Produk elektronik se-revolusioner Apple? Atau mungkin ada orang lain dengan ide yang lebih hebat? Kalaupun ada, itu tak akan berpengaruh banyak terhadap kehadiran Microsoft dan Apple, Karena kemunculan kedua perusahaan ini akan menjadi hal yang sama sekali berbeda.

Daripada disebut sebagai faktor keberhasilan berdasarkan tahun lahir, saya lebih setuju kalau itu disebut sebagai faktor “Kesempatan”. Dimana pada saat itu pemikiran inovatif dari orang-orang seperti Bill Gates dan Steve Jobs yang dianggap sangat revolusioner dan dapat mengubah kehidupan sosial.

Mari kita ambil contoh Mark Zuckerberg CEO jejaring sosial facebook. Dia adalah salah satu orang terkaya dan tersukses pada saat ini. Bayangkan kondisinya jika ia menemukan facebook sebelum perang dunia 2 yang dapat dioperasikan pada computer yang ada pada saat itu. Dengan menggunakan system yang jelas berbeda dari facebook yang diopersaikan pada PC saat ini, namun dengan satu fungsi yang sama, yakni untuk saling kontak satu sama lain lewat jaringan internet. Dan katakanlah pada zaman itu facebook pun hanya boleh di gunakan oleh instansi tertentu seperti pemerintahan, atau perusahan besar, dan belum diperuntukan untuk umum. Dan setelah perang dunia ke 2, atau tahun di mana Bill Gates telah melahirkan Microsoftnya dan Jobs dengan Apple nya, facebook pun mulai di kembangkan dan di publikasikan kepada umum meskipun masih dalam bentuk yang sederhana seperti salah satu sarana untuk text message online atau chatting dalam format web HTML yang sangat sederhana. Nah kalo hal seperti itu memang terjadi, jikalau facebook sudah ditemukan sejak dulu sebelum perang dunia dan dikembangkan hingga sekarang, bayangkan kiprah Mark Zuckerberg saat ini? Bayangkan akan ada berapa macam situs jejaring sosial yang sudah jauh lebih canggih dari facebook saat ini?

Lagipula, apa sih sebenarnya pengaruh faktor Tahun kelahiran? Kok kedengarannya lebih kayak suatu “Kebetulan” atau konspirasi alam di mana secara kebetulan Bill Gates lahir pada tahun 1955 dan dimana secara kebetulan perang dunai ke 2 baru saja usai, dan secara kebetulan pula Bill Gates menjadi super milyarder yang sukses. Ini memang merupaka salah satu sisi yang lain dalam memandang keberhasilan seseorang, dan ini memang merupakan sebuah cara pandang yang unik yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Gladwell mampu melihat rahasia dibalik keberhasilan seseorang dari sisi yang lain yakni “tahun lahir”. Ini jelas sangat berbeda dangan cara berpikir konvensional dimana kebanyakan orang meyakini bahwa keberhasilan hanya bisa dicapai ketika kita mau berusaha dan berkomitmen untuk mencapainya. Tetapi Gladwell berusaha mencari faktor lain. Ia mengobservasi segala hal dan pada akhirnya menemukan bahwa faktor tahun kelahiran juga memberi peluang pada seseorang untuk sukses.

Dan saya secara personal tidak menganggap pemikirian Gladwell sebagai sesuatu yang keliru. Gladwell, menurut saya, mempresentasikan cara pandangnya dari sudut yang berbeda, yakni bahwa tahun kelahiran bisa menjadi salah satu penentu keberhasilan seseorang. Dan dalam satu sisi, hal ini cukup masuk akal jika diiterpretasikan sebagai faktor “peluang”.

Pada intinya, saya berpendapat bahwa sukses itu membutuhkan 3 faktor yakni “kemauan, kesiapan dan kesempatan”.

Orang orang seperti Bill Gates atau Steve Jobs memiliki ketiga faktor tersebut. Namun bukan berarti orang yang merasa tidak memiliki faktor yang ke-3 akan gagal menjadi orang sukses. Faktor pertama dan kedua adalah syarat yang paling utama, sedangkan faktor ketiga adalah manifestasi dari kedua faktor sebelumnya. Singkatnya, siapapun yang memiliki integritas dan komitmen untuk menjadi orang sukses, maka dialah calon orang sukses.

Buku Outliers ini menurut saya adalah buku yang fenomenal (nggak rugi ngeluarin duit 75 rb!).

Masih ada beberapa bab-bab menarik yang pengen saya review, seperti bab “Mengapa orang Asia sangat pandai Matematika” dan bab berjudul “Marita” yang bikin saya sampe ngerengek waktu bacanya.

Saya akan cari waktu untuk mereview bab-bab lainnya.